Sali (53) menuturkan, dahulu ada iring-iringan pengantin pada malam hari melintasi wilayah tersebut. Kala itu, di kawasan lereng Gunung Muria turun hujan lebat bercampur badai angin. Sehingga mempengaruhi jarak pandang. Lantaran gelap bercampur hujan badai, laju andong pun tak terkendali. Saat melintas di suatu wilayah (kini Desa Tanjung) iring-iringan rombongan pengantin terpisah antara satu dan lainnya. Termasuk andong yang ditumpai sang pengantin. Hingga akhirnya, andong yang ditumpai pengantin jatuh terperosok ke jurang (Jurang Nganten).
Mitos yang beredar di masyarakat, sang pengantin putri yang jatuh ke juarang itu konon menjelma menjadi Klanceng Putih. Dan setiap ada penampakan klanceng putih di sekitar kawasan Jurang Nganten, pasti akan terjadi musibah di lokasi tersebut. cukup sekian info dari kami.. semoga bermanfaat dan kita semua dpt melestarikannya.. sumber: jepararaya .
No comments:
Post a Comment